Sabtu, 02 Maret 2013

Kisah berbisnis Part 1

Bagiku menekuti dalam bidang berbisnis adalah hal yang menarik asalkan kita punya tujuannya sebelum menekuni bisnis tersebut. Memang untuk menekuni bisnis yang bakal kita jalankan terlihat mudah, tapi tahukah kau kawan saat-saat kita sudah menjalankannya pasti kita akan menghadapi berbagai macam rintangan yang harus kita lawan. Rintangan itu bisa berupa rasa malas yang ada pada diri kita untuk melanjutkan berbisnis dan bahkan bisa jadi ada competitor yang ingin menyaingi kita dalam berbisnis.Itulah pengalaman yang bisa aku ambil disaat menjalankan bisnis dimasa-masa SMA yang akan kuceritakan padamu kawan.

Pengalaman itu semua mulai aku petik saat aku duduk dibangku kelas 3 SMA. Tidak munafik memang saat aku duduk dibangku kelas 3 SMA aku merasa terbeban sekali dengan masalah financial mulai dari besarnya biaya SPP, ditambah dengan biaya jam tambahan untuk persiapan UN, belum lagi bayar LKS, buku paket yang harganya tidak sedikit, lalu ada lagi persiapan untuk bayar perpisahan, kemudian buku tahunan, dan masih banyak lain. Aku merasa biaya-biaya tersebut sangat membebankan orang tua, hingga aku tidak jarang merasa segan jika aku meminta uang kepada orang tua yang nominalnya tidak sedikit. Awalnya aku berpikir untuk menabung menabung dan menabung, tapi nyatanya solusi itu tidak membuahkan hasil. Uang yang ku miliki tetap segitu-segitu saja dan kebutuhan yang aku punya bejibun banyaknya. Dan Aku masih tetap segan jika aku minta kepada orang tua yang kerap kali ada saja tagihan dari bendahara dikelasku, belum lagi uang kasku nunggak selama dua bulan,hehehe.

Jika aku hanya mengandalkan untuk menabung saja memang tidak cukup karena kebutuhan lebih besar daripada alat pemuas. Makanya aku seringkali mengukur prioritas yang mana dulu yang harus dipenuhi. Dengan menabung saja aku rasa masih kurang sebab uang tidak mampu bertambah yang ada malah berkurang secara diam-diam dan akhirnya habis begitu saja.

Akhirnya solusi itu aku putuskan merupakan solusi yang gagal dan aku harus berpikir memutar otak lagi untuk menemukan solusi yang jitu. Pada malam yang kelam disaat aku sedang belajar untuk mempersiapkan UN, tiba-tiba kakakku menghampiriku dan menyarankanku untuk berbisnis di sekolah

“Ban, lu mau jualan gak di sekolah? Nanti gw modalin” kakakku mengajakku berbisnis

“ah jualan apaan nih?” aku bertanya-tanya penasaran

“ ya jualan snack-snack aja, harganya Rp2000-an, nanti lu jual di sekolah Rp3000-an, kan lumayan untung seribu,heheh” kakakku memberikan saran yang cemerlang sambil tertawa

“emang dimana beli snacknya?” aku bertanya lagi ingin mencari tahu

“ gak jauh kok dari sini, di Wisma Asri” kata kakakku

Aku berpikir-pikir sejenak, jika aku dengan dengan rajin menjual dua puluh pcs dalam sehari, paling tidak tidak aku sudah punya uang Rp 20.000 di kantongku, jika aku dengan rajin menjualnya dalam seminggu atau bahkan sebulan, oh aku sudah tidak lagi memikirkan beban bayaran-bayaran yang ada disekolah dan aku juga tidak perlu segan-segan lagi minta uang dengan orang tua karena mudah-mudahan aku bisa membantunya dengan hasil usahaku sendiri.

Saat itu juga aku merasa diberikan ilham oleh Allah supaya aku belajar berbisnis. Tidak membuang-buang waktu, pada malam itu juga aku belanja di Wisma Asri Bersama kakakku, kakak Mahbub namanya.

Kak Mahbub memberikan modal untukku sebesar Rp 60.000 dan langsung membelanjakan snacknya sebanyak 30 pcs. Dan saran dari kak Mahbub jika nanti akan balik modal, maka aku segera membelanjakannya lagi, dan begitu seterusnya.

Setelah aku belanja di Wisma asri rasanya aku tidak sabar untuk jualan dikelas, mungkin lucu kali ya untuk pengalaman pertamanya aku jualan di SMA,heheh. Duh nggak sabar rasanya untuk bertemu hari esok.heheh

*

Keesokan harinya saat matahari mulai menampakkan cahaya surya dari ufuk timur, aku bergegas untuk berangkat sekolah dan tak lupa aku membawa snack yang akan ku jual sebanyak 20 pcs dengan plastic hitam yang besar.

Saat aku tiba di sekolah, plastic hitam berukuran besar dengan setia ku tenteng kearah kelasku. Dan aku disambut dengan meriah oleh teman-temanku di kelas

“Woooiii…, Hasan jualan sekarang” teriak salah satu temanku

“Wahh Hasan jualan sekarang, jualan apaan san?” salah satu temanku bertanya lagi

“Cieee Hasan jualan sekarang, bayar pajak dulu bisa kali san,heheh” celoteh ketua kelasku Ahmad

“Asiiikkk dahh Hasan jualan, beli dong san,hehhe” sambut temanku

Wahduh baru hari pertama jualan dikelas rasanya gokil abis, kelasku langsung ramai. Mungkin aku bisa dikatagorikan top trending topic di kelas #hasanjualansnack,heheh

Saat bel kedua berbunyi guruku keluar dari kelas dan waktu pergantian jam pelajaran. Tiba-tiba teman-temanku banyak sekali yang menghampiriku dan ingin tahu apa yang kujual.

“Wah ternyata Hasan jualan snack. Beli dong san gw yang pedes aja, harganya berapa?”Tanya temanku

“iya nih semua harganya Rp3.000-an” jawabku dengan ramah

“Wah Hasan beli dong san, beli dong san, beli dong san”
wah alhamdulillah tanpa kurencanakan akhirnya hasil jualanku laris juga, ini diluar rencanaku. Alhadulillah ya Allah.

Bahkan ada lagi temanku yang remes, “ Yaahhh ini mah beli di Wisma Asri yak? Harganya pasti Rp2.000-an kan? Wahh Hasan untung serebu nih,wkwkwk” temanku sambil tertawa.

Mendengar perkataan itu, aku tertawa kecil pura-pura tidak tahu. “ iihh bukan, salah, ada deh.., ini rahasia perusahaan,hahah” jawabku tidak mau kalah.hahahahah

Dikelas kami memang orang-orang nya terkenal dengan pebisnis, ada temanku yang benama Windu ia berjualan aqua botol dan snack-snack kecil. Ada lagi Nutty namanya ia juga jualan yoghurt dikelas. Saat aku jualan, tidak lama kemuadian temanku yang bernama Nadifa ikutan jualan nasi uduk. Dan tak mau kalah, ketua kelas dikelas kami Ahmad juga ikut jualan tas tenteng. Aduuuhhhh ini memang kelas pebisnis,heheh

Singkat kata hasil jualanku alhamdulillah terjual habis disaat jam istiharat tiba, snack yang aku beli laku keras ternyata. Sesuai dengan saran dari kakakku, akhirnya setelah pulang sekolah aku langsung membelanjakan snack dari hasil penjualan tadi. Begitulah seterusnya bisnis yang kutekuni selama di masa SMA.

Jujur saja kendala yang aku hadapi adalah melawan rasa malas yang selalu merasuki jiwaku, memang penyakit ini tidak ada obatnya bahkan di rumah sakit terbesar pun. Jika aku malas membelanjakan kembali dari hasil jualanku, maka bisnis tidak akan berjalan dan uang tidak akan mampu beranak.

Alhamdulillah ilham yang Allah berikan melalui kak Mahbub membuatku dapat meringankan bebanku dari banyaknya bayaran-bayaran di sekolah. Mulai saat itu juga aku jadi lebih sering menutup biaya-biaya di sekolah dengan uangku sendiri. Aku jadi tidak perlu segan lagi minta uang dari orang tua, ya paling tidak aku hanya minta uang benar-benar tidak aku mampu untuk membayarnya. Aku jadi bisa jajan apa yang aku mau, tidak seperti dulu aku harus menghemat tiga samapai empat hari tidak jajan,hehehe. Dan yang terpenting aku jadi tidak sering lagi minta uang kepada orang tua secara “bertubi-tubi” itulah yang terpenting yang membuatku seringkali  merasa segan jika meminta uang,heheh. Pasti ini juga pernah kau alamikan kawan?? Hayooo jujur saja, ya kan?ya kan?heheh

Dan yang terpenting lagi, hubunganku dengan teman-temanku menjadi akrab selama aku jualan. Dan yang terpenting lagi, dan ini yang paliiiiing penting sekali (#perasaan penting-penting melulu) iya emang ini yang paling penting, tapi ini jangan bilang siapa-siapa yak,hehhe : gebetan gw dikelas juga beli sama gw,heheheheh *yaaakkkk

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar