Bagiku menekuti dalam bidang
berbisnis adalah hal yang menarik asalkan kita punya tujuannya sebelum menekuni
bisnis tersebut. Memang untuk menekuni bisnis yang bakal kita jalankan terlihat
mudah, tapi tahukah kau kawan saat-saat kita sudah menjalankannya pasti kita
akan menghadapi berbagai macam rintangan yang harus kita lawan. Rintangan itu
bisa berupa rasa malas yang ada pada diri kita untuk melanjutkan berbisnis dan
bahkan bisa jadi ada competitor yang ingin menyaingi kita dalam berbisnis.Itulah
pengalaman yang bisa aku ambil disaat menjalankan bisnis dimasa-masa SMA yang
akan kuceritakan padamu kawan.
Pengalaman itu semua mulai aku
petik saat aku duduk dibangku kelas 3 SMA. Tidak munafik memang saat aku duduk
dibangku kelas 3 SMA aku merasa terbeban sekali dengan masalah financial mulai
dari besarnya biaya SPP, ditambah dengan biaya jam tambahan untuk persiapan UN,
belum lagi bayar LKS, buku paket yang harganya tidak sedikit, lalu ada lagi
persiapan untuk bayar perpisahan, kemudian buku tahunan, dan masih banyak lain.
Aku merasa biaya-biaya tersebut sangat membebankan orang tua, hingga aku tidak
jarang merasa segan jika aku meminta uang kepada orang tua yang nominalnya
tidak sedikit. Awalnya aku berpikir untuk menabung menabung dan menabung, tapi
nyatanya solusi itu tidak membuahkan hasil. Uang yang ku miliki tetap
segitu-segitu saja dan kebutuhan yang aku punya bejibun banyaknya. Dan Aku
masih tetap segan jika aku minta kepada orang tua yang kerap kali ada saja
tagihan dari bendahara dikelasku, belum lagi uang kasku nunggak selama dua
bulan,hehehe.
Jika aku hanya mengandalkan untuk
menabung saja memang tidak cukup karena kebutuhan lebih besar daripada alat
pemuas. Makanya aku seringkali mengukur prioritas yang mana dulu yang harus
dipenuhi. Dengan menabung saja aku rasa masih kurang sebab uang tidak mampu
bertambah yang ada malah berkurang secara diam-diam dan akhirnya habis begitu
saja.
Akhirnya solusi itu aku putuskan
merupakan solusi yang gagal dan aku harus berpikir memutar otak lagi untuk
menemukan solusi yang jitu. Pada malam yang kelam disaat aku sedang belajar
untuk mempersiapkan UN, tiba-tiba kakakku menghampiriku dan menyarankanku untuk
berbisnis di sekolah
“Ban, lu mau jualan gak di
sekolah? Nanti gw modalin” kakakku mengajakku berbisnis
“ah jualan apaan nih?” aku
bertanya-tanya penasaran
“ ya jualan snack-snack aja,
harganya Rp2000-an, nanti lu jual di sekolah Rp3000-an, kan lumayan untung seribu,heheh” kakakku
memberikan saran yang cemerlang sambil tertawa
“emang dimana beli snacknya?” aku
bertanya lagi ingin mencari tahu
“ gak jauh kok dari sini, di
Wisma Asri” kata kakakku
Aku berpikir-pikir sejenak, jika
aku dengan dengan rajin menjual dua puluh pcs dalam sehari, paling tidak tidak
aku sudah punya uang Rp 20.000 di kantongku, jika aku dengan rajin menjualnya
dalam seminggu atau bahkan sebulan, oh aku sudah tidak lagi memikirkan beban
bayaran-bayaran yang ada disekolah dan aku juga tidak perlu segan-segan lagi
minta uang dengan orang tua karena mudah-mudahan aku bisa membantunya dengan
hasil usahaku sendiri.
Saat itu juga aku merasa
diberikan ilham oleh Allah supaya aku belajar berbisnis. Tidak membuang-buang
waktu, pada malam itu juga aku belanja di Wisma Asri Bersama kakakku, kakak
Mahbub namanya.
Kak Mahbub memberikan modal
untukku sebesar Rp 60.000 dan langsung membelanjakan snacknya sebanyak 30 pcs.
Dan saran dari kak Mahbub jika nanti akan balik modal, maka aku segera
membelanjakannya lagi, dan begitu seterusnya.
Setelah aku belanja di Wisma asri
rasanya aku tidak sabar untuk jualan dikelas, mungkin lucu kali ya untuk
pengalaman pertamanya aku jualan di SMA,heheh. Duh nggak sabar rasanya untuk
bertemu hari esok.heheh
*
Keesokan harinya saat matahari
mulai menampakkan cahaya surya dari ufuk timur, aku bergegas untuk berangkat
sekolah dan tak lupa aku membawa snack yang akan ku jual sebanyak 20 pcs dengan
plastic hitam yang besar.
Saat aku tiba di sekolah, plastic
hitam berukuran besar dengan setia ku tenteng kearah kelasku. Dan aku disambut
dengan meriah oleh teman-temanku di kelas
“Woooiii…, Hasan jualan sekarang”
teriak salah satu temanku
“Wahh Hasan jualan sekarang,
jualan apaan san?” salah satu temanku bertanya lagi
“Cieee Hasan jualan sekarang,
bayar pajak dulu bisa kali san,heheh” celoteh ketua kelasku Ahmad
“Asiiikkk dahh Hasan jualan, beli
dong san,hehhe” sambut temanku
Wahduh baru hari pertama jualan
dikelas rasanya gokil abis, kelasku langsung ramai. Mungkin aku bisa
dikatagorikan top trending topic di kelas #hasanjualansnack,heheh
Saat bel kedua berbunyi guruku
keluar dari kelas dan waktu pergantian jam pelajaran. Tiba-tiba teman-temanku
banyak sekali yang menghampiriku dan ingin tahu apa yang kujual.
“Wah ternyata Hasan jualan snack.
Beli dong san gw yang pedes aja, harganya berapa?”Tanya temanku
“iya nih semua harganya
Rp3.000-an” jawabku dengan ramah
“Wah Hasan beli dong san, beli
dong san, beli dong san”
wah alhamdulillah tanpa
kurencanakan akhirnya hasil jualanku laris juga, ini diluar rencanaku.
Alhadulillah ya Allah.
Bahkan ada lagi temanku yang
remes, “ Yaahhh ini mah beli di Wisma Asri yak? Harganya pasti Rp2.000-an kan? Wahh Hasan untung
serebu nih,wkwkwk” temanku sambil tertawa.
Mendengar perkataan itu, aku
tertawa kecil pura-pura tidak tahu. “ iihh bukan, salah, ada deh.., ini rahasia
perusahaan,hahah” jawabku tidak mau kalah.hahahahah
Dikelas kami memang orang-orang
nya terkenal dengan pebisnis, ada temanku yang benama Windu ia berjualan aqua
botol dan snack-snack kecil. Ada
lagi Nutty namanya ia juga jualan yoghurt dikelas. Saat aku jualan, tidak lama
kemuadian temanku yang bernama Nadifa ikutan jualan nasi uduk. Dan tak mau
kalah, ketua kelas dikelas kami Ahmad juga ikut jualan tas tenteng. Aduuuhhhh
ini memang kelas pebisnis,heheh
Singkat kata hasil jualanku
alhamdulillah terjual habis disaat jam istiharat tiba, snack yang aku beli laku
keras ternyata. Sesuai dengan saran dari kakakku, akhirnya setelah pulang
sekolah aku langsung membelanjakan snack dari hasil penjualan tadi. Begitulah
seterusnya bisnis yang kutekuni selama di masa SMA.
Jujur saja kendala yang aku
hadapi adalah melawan rasa malas yang selalu merasuki jiwaku, memang penyakit
ini tidak ada obatnya bahkan di rumah sakit terbesar pun. Jika aku malas
membelanjakan kembali dari hasil jualanku, maka bisnis tidak akan berjalan dan
uang tidak akan mampu beranak.
Alhamdulillah ilham yang Allah
berikan melalui kak Mahbub membuatku dapat meringankan bebanku dari banyaknya
bayaran-bayaran di sekolah. Mulai saat itu juga aku jadi lebih sering menutup
biaya-biaya di sekolah dengan uangku sendiri. Aku jadi tidak perlu segan lagi
minta uang dari orang tua, ya paling tidak aku hanya minta uang benar-benar
tidak aku mampu untuk membayarnya. Aku jadi bisa jajan apa yang aku mau, tidak
seperti dulu aku harus menghemat tiga samapai empat hari tidak jajan,hehehe.
Dan yang terpenting aku jadi tidak sering lagi minta uang kepada orang tua
secara “bertubi-tubi” itulah yang terpenting yang membuatku seringkali merasa segan jika meminta uang,heheh. Pasti
ini juga pernah kau alamikan kawan?? Hayooo jujur saja, ya kan?ya kan?heheh
Dan yang terpenting lagi,
hubunganku dengan teman-temanku menjadi akrab selama aku jualan. Dan yang
terpenting lagi, dan ini yang paliiiiing penting sekali (#perasaan
penting-penting melulu) iya emang ini yang paling penting, tapi ini jangan bilang
siapa-siapa yak,hehhe : gebetan gw dikelas juga beli sama gw,heheheheh
*yaaakkkk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar