Sabtu, 23 Agustus 2014

Adab manusia dengan penyandang distabilitas

Pada dasarnya Tuhan adalah Sang Pencipta segala Makhluk kehidupan di alam semesta baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Tuhan yang Maha Sempurna inilah dimana segala ciptaannya pastilah mengandung hikmah dari segala penciptaannya untuk menjadikan kita tetap bersyukur dan tawaddu atau tunduk kepadaNya. Maka dari itulah sudah sepantasnya kita sebagai manusia harus konsisten berdzikir ataupun beribadah kepada Tuhan sebagai wujud makhluk ciptaanNya .

Adapun makhluk ciptaanNya seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan merupakan karya seni tiada tara yang tidak dapat dibuat oleh sesuatupun, kecuali Allah SWT. Tuhan yang memiliki karya seni Tertinggi sudah sepantasnya kita mengagungkanNya.

Begitupun juga dengan penyandang distabilitas. manusia yang dianugrahkan sebagai makhluk yang paling sempurna seharusnya memiliki akal dan hati nurani terhadap makhluk lainnya termasuk dengan penyandang distabilitas. Namun, dalam hati kecil kita sering sekali terlontarkan kalimat yang tidak manusiawi "manusia cacat" entah itu mengungkapkannya secara langsung dari lisan baik itu berbicara dengan didepannya atau berbicara dibelakangnya. atau bahkan kita hanya mengucapkannya hanya didalam hati ditakutkan menyakiti hati penyandang distabilitas tersebut.

Ketahuilah, bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Sempurna tidak mungkin menciptakan karya seninya dengan cacat. apalagi menciptakan manusia dengan tidak sempurna.

Kata "penyandang distabilitas" adalah kata yang pantas kita ucapkan untuk makhlukNya dimana manusia memiliki keunikkan tersendiri yang tidak dimiliki oleh makhluk pada umumnya.

Sudah sepantasnya kita sebagai manusia harus memikirkan nasib penyandang distabilitas. seperti tidak memperolok-oloknya demi menjaga hatinya agar tidak tersakiti. atau bahkan kita sama-sama bergotong royong untuk memikirkan dan membangun fasilitas bagi penyandang distabilitas seperti tangga khusus jalur penyandang distabilitas atau sekolah khusus penyandang distabilitas.

Jika kita sebagai manusia tergerak hatinya untuk membatu sesama manusia, itu adalah salah satu hikmah dari Tuhan, " mengapa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda". dan itu sama saja dikatakan sebagai manusia yang terus berdzikir dan beribadah untuk mewujudkan rasa syukurnya dan tawaddu (tunduk) kepada Tuhan yang Maha Sempurna.


ditulis oleh Muhammad Hasan Albanna, Banjarbaru, kalimantan selatan. 23 agustus 2014    


Senin, 11 Agustus 2014

Merantau itu Indah



"Merantaulah agar kau tahu mengapa kau pulang". pepatah kuno itu emang deh udah melekat banget dijiwa gue. gue baru sadar pengalaman merantau gue selama setahun udah punya banyak banget cerita yang sulit sekali diungkapkan lewat kata-kata. Dari pengalaman gue yang paling membingungkan, kebersamaan, kebahagiaan, kesedihan, homesick, dan dikhianati sekalipun.

Gak kabayang apa jadinya klo gue udah menginjak 4 tahun di daerah perantauan. mungkin gue harus tetep belajar gimana caranya menjadi orang yang tegar alias tahan banting dari segala permasalahan dimanapun dan kapanpun gue berada.

Ohya, kali ini gue pengen ceritaan berbagai macam pengalaman gue selama liburan dibekasi, iya lebaran tahun 2014 tepatnya. Beruntung tahun ini gue lebaran di rumah gue sendiri. oh, "my home sweet home". 

Begini ceritanya (biar kaya diacara Kismis)haha. awalnya emang gue rindu banget yang namannya "rumah", iya "rumah". kebetulan gue lagi ngekost di daerah Banjarbaru. Tiap kali gue pulang pergi Banjarbaru-Banjarmasin pastinya gue mengelewatin dan ngeliat Bandara Syamsuddin Nor. Nah, ekspektasi gue selama ngelewatin tu bandara, gile hati gue selalu bilang "Kapan ya pulang?".

Untungnya leberan kali ini tepatnya tahun 2014 gue melepas rasa rindu gue di Kota Patriot. Huh lega rasanya yang namanya melepaskan rindu yang kesampean. Itulah yang gue rasain dihari pertama dirumah setelah balik dari pergi merantau.

Hari kedua dan seterusnya, mulai deh ada rencana-rencana pengen melepas kangen sama temen-temen SMA gue dan temen-temen gue di pasar rebo, Jakarta untuk berkumpul bersama-sama. Alaah tapi kenyataannya itu cuma angan-angan doang. Yaiyalah jelas kegiatan gue dirumah full gak ada waktu luang untuk melepas rindu sama temen-temen gue. Klo lu mau tau kegiatan gue selama liburan, ya paling bantu nyokap bersih-bersih rumah sampe tangan gue kasar, sampe gak disuruhpun gue udah tanggap duluan apa yang mau dilakuin buat bersih-bersih. bukannya sok rajin bro, maklumlah lama-lama jadi punya naluri pembantu,hahaha



Oke lanjutin lagi cerita gue, pada akhirnya dihari yang udah dijanjikan tepatnya sesudah hari raya idul fitri, untungnya gue bisa nyuri-nyuri waktu untuk ketemu temen-temen SMA gue. Temen lebih dari sekedar temen yang gak langsung selalu memotivasi gue untuk berbuat yang lebih baik. Canda-tawa, curhatan, keluhan semua tercampur aduk menjadi satu padu dimana gue ngerasa semua utang yang udah gue rencanain terbayar lunas walau hanya beberapa jam bertemu. huhhuhu jadi sedih..., see you my friend. semoga kita bakal ketemu lagi dan menjadi orang yang bisa mempengaruhi dunia,aammiin

Hari berikutnya, seperti biasa gue bantu nyokap bersih-bersih. "kerja, kerja, dan Kerja" klo udah bosen atau males mending tidur aja deh, masa bodo. jangan dituru sifat gue ya bro..,hhe 


Ohya hampr aja gue lupa cerita, gini nih ceritanya. Sebelum gue pulang kebekasi, gue udah punya schedule, ya paling enggak selama liburan gue bisa ngelatih softskill lah di rumah, belajar matematika atau bahkan belajar software hysis maybe. makanya waktu gue bawa koper, itu isi bisa dibilang banyakkan buku dari pada baju, maklumlah mahasiswa melankolis yang mengejar ilmu alias bukan nilai. Tau gak sih bro..,haha itu buku pada akhirnya pas dirumah nggak  gue sentuh. Jujur gue nyentuh cuma sekali, iya "sekali" hahah. dalam hati gue, "ini berat-beratin koper aja, mending diisi baju baru dah,hhe.

Oke di hari-hari berikutnya, gue ngerasa deh yang namanya jenuh di rumah, biasanya gue ngomong. "kok di rumah gini-gini aja ya? mending dikostan bisa berkarya: nulis, belajar hal baru, dsb. 

"Kapan kamu pulang?" bokap gue nanya
dengan ngira-ngira gue jawab "Tanggal 10 Agustus aja bah"
"Oke tiket pesawat udah abah pesenin"

Mulai deh yang terbesit dibenak gue pengen lama-lama aja dirumah, tapi terkadang berubah pengen cepet-cepet ke banjarbaru. begitulah suasana gue dirumah, terkadang gue ngerasa bekasi dan banjarbaru keduanya udah jadi tempat yang nyaman bagi gue. Nyaman dalam artian, gue bisa bebas berkarya, bisa belajar banyak dan bahkan menemukan hal-hal baru yang belum gue ketahui sebelumnya. Bukanyan dikekang untuk menjadi ini dan itu, atau bahkan gue sedikit mengambil hikmah dari pengalaman maupun lingkungan ditempat gw berada.

Pas pada tanggal 10 Agustus 2014, gue meninggalkan kaki dari Bekasi ke Banjarbaru dengan pesawat Lion JT-0524 pukul 13:10 Wib. Pesawat yang datang ontime menjemput gue dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Syamsuddin Nor dengan waktu yang ditempuh 1 jam 30 menit. Gue melihat dari balik jendala kenangan yana penuh berarti dari kota kelahiran yang sangat melekat pada Ibu kota: Bekasi-Jakarta. Gue bakal kangen dengan itu. Kota yang telah membesarkan gue selama lebih dari dua windu. kota yang penuh cerita, kota yang penuh dengan segudang kepahitan disaat cita-cita gue belum tercapai, kota yang sesak, kota yang elegan, kota yang serba praktis, kota yang dimana penduduknya nggak pernah ngalah kalo lagi naek kendaraan bermotor, mungkin termasuk lu readers,haha. Atau bahkan kota penuh dengan cinta yang lugu? alaah, kalo gue ceritain semua tak lain cuma bisa jadi orang yang lembek, orang yang takut merantau. I must strong, I MUST STRONGER THAN BEFORE.
     
                           

Itulah segudang cerita pengalaman iburan gue. Dan tepat pada pukul 17:00 Wita alhamdulillah gue sampe di kostan dengan selamat. Dengan hari yang masih fitri, gue lupain semua kenangan pahit disini (wilayah perantauan in everywhere gimanapun kejadiannya) sekaligus mengingat-ingat kembali kenangan manis disini supaya makin betah.aamiin. 

Kini saatnya gue membuka lembaran baru disemester baru, mengevalusi bagaimana kedepannya, dan apapun rencanya yang tercantum dalam planing gue, hukumnya WAJIB dilaksanaiin walau sepahit apapun kondisinya. It's my principle you know?

Dan pada malam harinya gue bersih-bersih kamar kostan gue yang udah berdebu, bersihin buku yang udah usang. walau gue masih capek dan pegel-pegel, dengan kondisi kamar setengah dari kaya kapal pecah, gw lebih baik istirahat daripada ngelanjutin bersih-bersih,hhe